Now Loading

Tumpang Sisip Padi Gogo di Lahan Sawit, Strategi Kementan Tingkatkan Produktivitas

Tumpang Sisip Padi Gogo di Lahan Sawit, Strategi Kementan Tingkatkan Produktivitas
Sumber Foto : Humas Kementan

CitraMediatama.com. JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak seluruh jajarannya untuk bekerja dengan maksimal sehingga dapat mewujudkan swasembada pangan, seperti yang pernah terjadi di tahun 2016-2018.

Mentan Amran mengungkapkan jika Kementerian Pertanian (Kementan) tengah menggencarkan Program Upaya Khusus (UPSUS) Antisipasi Darurat Pangan Nasional yang terdiri dari pompanisai, oprimasi lahan (oplah) dan tumpang sisip (tusip) padi gogo tanaman perkebunan.

"Pengembangan lahan rawa merupakan komitmennya untuk mempercepat kebutuhan masa tanam dalam waktu dekat ini", ujar Mentan Amran.  Pengembangan lahan rawa ini dikelola melalui oplah yang diharapkan dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan produktivitas.

“Tolong bantu percepat tanam percepat produksi sehingga kita tidak perlu impor", ucapnya", tegas Mentan Amran.

Sementara pada acara Ngobrol asyik (Ngobras) volume 18 bertemakan "Strategi Tumpang Sisip Padi Gogo dii Perkebunan Kelapa Sawit, Selasa (11/06/2024), Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan jika saat ini kondisi pangan dunia sedang tidak baik-baik saja, terutama dengan bahan pangan pokok. Tanda tanda kita mengalami kekurangan sudah nampak, sejak awal tahun lalu sampai bulan Maret tahun ini karena kemarau yang berkepanjangan.

Setiap bulan kita memerlukan beras sebanyak 2,6 juta ton, setara dengan 5,2 juta ton gabah trenggiling, setara dengan 1 juta hektar luas panen, dan juga setara dengan 1,1 juta hektar luas tanam. 

"Jadi kalau kita ingin kecukupan beras tiap bulan, maka kita harus tanam padi minimal 1,1 juta hektar setiap bulan”, ungkap Kabadan Dedi.

Menurut narasumber Ngobras yang merupakan Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) pada Direktorat Kelapa Sawit dan Aneka Sawit, Tulus Tri Margono mengatakan bahwa konsep tumpang sari pada lahan perkebunan adalah suatu pola atau sistem usahatani diversifikasi berbasis tanaman perkebunan yang berlangsung adanya integrasi atau diversifikasi fungsional antara dua komoditas atau lebih yang diusahakan dalam pemanfaatan zat-zat makanan. 

Diharapkan antar komoditas tidak berkompetisi, melainkan saling subtitusi dalam memenuhi kebutuhan hara atau nutrisi, sehingga terbentuk rantai ekosistem pemanfaatan zat-zat makanan secara tertutup. Saat ini Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai 139 komoditas binaan dan 16 komoditas strategis perkebunan, ungkap Tulus.

Tulus menambahkan beberapa tantangan dalam menentukan Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) diantaranya adalah tidak seluruh lahan berpotensi, ada yang berpotensi namun tidak masuk dalam Keputusan Mentan, sangat bergantung pada minat pekebun dan bergantung pada musim tanam di musim penghujan. 

Untuk akselerasi, agar pengajuan benih melibatkan Dinas Perkebunan Provinsi dan penyaluran bantuan benih padi gogo, Dinas Pertanian Provinsi selaku Penanggung Jawab (PJ) segera melakukan percepatan CPCL. Hal ini mengingat ketersediaan benih sesuai dengan kebutuhan dan jadwal tanam pada bulan April sampai dengan Juni 2024, imbuhnya.

Leave a Comment