Now Loading

Sektor Pertanian Berkontribusi Kuat untuk Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2024

Sektor Pertanian Berkontribusi Kuat untuk Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2024
Sumber Foto: Narasumber

CitraMediatama.com. Jakarta- Sektor pertanian merupakan salah satu lapangan usaha yang berkontribusi terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). PDB merupakan jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan seluruh sektor ekonomi, termasuk sektor pertanian, pada suatu wilayah tertentu dan pada periode tertentu.

PDB pada dasarnya merupakan aktivitas ekonomi (baik produksi dan konsumsi) yang dilakukan oleh semua pihak (individu, kelompok). Produksi menghasilkan output berupa barang/jasa, output digunakan untuk konsumsi, menjadi bahan baku (input) suatu produksi, atau dijual. Secara praktis, perhitungan PDB hanya mungkin dilakukan dengan menyamakan satuan hitung dari keseluruhan barang dan jasa, yaitu dengan mata uang (tidak memperhitungkan manfaat atau nilai normatif lainnya).

Program Pompanisasi Mendorong Peningkatan Produksi

Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2024 mencapai Rp5.536,5 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3.231,0 triliun. Sedangkan PDB Sektor Pertanian arti sempit atas harga berlaku sebesar Rp589,75 triliun dan atas harga konstan 313,92 triliun.

PDB Sektor Pertanian Triwulan II-2024 dalam arti luas tumbuh sebesar 3,25 persen dan arti sempit 5,18 persen dibanding triwulan yang sama pada tahun 2023 (y-o-y). Pertumbuhan tersebut ditopang oleh kinerja subsektor tanaman pangan dan  peternakan yang masing-masing tumbuh sebesar 12,5 persen dan 4,93 persen. Pertumbuhan subsektor tanaman pangan didorong oleh peningkatan produksi padi. 

Dengan pertumbuhan tersebut, sektor pertanian memberikan sumber pertumbuhan (source of growth) cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,05 persen pada Triwulan II-2024. Capaian pertumbuhan ekonomi Triwulan II-2024 berbanding terbalik dibanding Triwulan II-2023 yang minus sebesar -5,50 persen. Jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan sektor pertanian dalam arti sempit pada triwulan yang sama tahun 2022 dan 2021 dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 1,59 persen dan -1,23 persen (y-o-y). Peningkatan kinerja pertumbuhan sektor pertanian pada Triwulan II-2024 dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya tidak lepas dari peningkatan kineja semua pertumbuhan subsektor baik tanaman pangan hortikultura, perkebunan, dan peternakan.

Ada 2 penyebab mengapa PDB Sektor Pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan (padi) meningkat tajam hingga 12,5%. Pertama, tentu kebijakan dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melalui kebijakan pompanisasi yang mengoptimalkan sumber-sumber air untuk percepatan dan penambahan areal tanam sehingga produksi meningkat, dan yang Kedua sebagai implikasi dari pergeseran puncak panen (karena El-Nino) khususnya padi yang awalnya bulan Maret menjadi bulan April. Dampak dari pergeseran ini membuat volume dan nilai produksi baru tercatat pada triwulan-II.

Hal ini antara lain terkonfirmasi oleh hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA) yang dilaksanakan BPS, yang memperlihatkan bahwa produksi padi pada Maret 2022 dan 2023 sebesar 1,76 dan 1,65 juta ton, sementara tahun 2024 hanya 1,11 juta ton, sementara bulan April 2024 meningkat 1,71 juta ton. Secara kumulatif, sepanjang Januari-Juni 2024, sektor pertanian dalam arti luas tumbuh sebesar 0,1 persen (c-to-c), mengalami penurunan dibanding periode Januari-Juni 2023 yang tumbuh lebih tinggi sebesar 1,29 persen.

Sementara itu, Sektor pertanian dalam arti sempit tumbuh sebesar 0,19 persen pada Triwulan II-2024 (y-o-y). Pertumbuhan tersebut ditopang oleh pertumbuhan subsektor perkebunan (2,04%) dan peternakan (5,07%). Laju pertumbuhan subsektor tanaman pangan periode Januari-Juni memiliki kinera pertumbuhan paling rendah pada Triwulan II-2024 dibandingkan dengan subsektor pertanian lainnya. Subsektor ini tercatat mengalami kontraksi sebesar 4,96 persen karena pada periode Januari-Maret terkontraksi sangat dalam (-24,73%).

Struktur PDB sektor pertanian

Pada Triwulan II-2024, PDB sektor pertanian dalam arti luas berkontribusi sebesar 12,97 persen terhadap total PDB nasional. Kontribusi tersebut menjadikan sektor pertanian dalam arti luas menempati posisi ketiga sebagai penyumbang ekonomi nasional terbesar setelah sektor industry pengolahan, perdagangan besar dan eceran, yang berkontribusi masing-masing sebesar 20,57 persen dan 13,45 persen. Sementara itu, sektor pertanian dalam arti sempit berkontribusi sebesar 10,08 persen terhadap total PDB pada Triwulan II-2024. Hal ini mengkonfirmasi posisi sektor pertanian sebagai leading sector dalam perekonomian nasional.

Potensi Produksi Padi Triwulan III 2024

Relatif besarnya kontribusi susbektor tanaman pangan terhadap PDB subsektor pertanian menjadikan kinerja produksi tanaman pangan, khususnya padi, sangat penting dalam mengawal pertumbuhan sektor pertanian. Hasil Survei KSA memperlihatkan bahwa potensi luas panen pada Triwulan III-2024 mencapai 2,69 juta ha atau diperkirakan jumlah produksi 13,54 juta ton GKG atau 7,8 juta ton beras. Dengan jumlahh konsumsi selama 3 bulan sebesar 7,74 juta ton, maka Indonesia masih surplus 0,06 juta ton beras pada periode Juli-September 2024. Peningkatan produksi padi diprediksi akan meningkat dibandingkan asumsi BPS mengingat masifnya program pompanisasi yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian.

Opini ini ditulis oleh:
Dr. Wahyudi, S.TP., M.Eng | Doktor Bidang Pembangunan Pertanian
Fungsional Perencana Ahli Muda | Biro Perencanaan Kementerian Pertanian
IKATANI UNS
Research Gate: Wahyudi Wahyudi (researchgate.net)

Tags:

Leave a Comment