Now Loading

Melihat Sentuhan Teknologi Kementan di Food Estate Temanggung

Melihat Sentuhan Teknologi Kementan di Food Estate Temanggung
Foto : Kunjungan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di Kecamatan Bansari, Temanggung, Jateng.

CitraMediatama.com Temanggung - Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) memperkenalkan inovasi teknologinya di kawasan Food Estate berbasis hortikultura di Kecamatan Bansari, Temanggung, Jawa Tengah saat kunjungan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada Selasa (14/12/2021).

Di lokasi food estate yang terletak di sekitar Embung Bansari tersebut, Presiden Jokowi melakukan penanaman bawang merah dan berdialog dengan para petani. Presiden meminta Kementerian Pertanian untuk terus melakukan pendampingan guna mendorong produktivitas.

“Kita bersama-sama melakukan penanaman bawang merah di Kabupaten Temanggung ada 339 hektare yang didampingi oleh Kementerian Pertanian yang diharapkan produktivitasnya bisa meningkat. Kita harapkan dengan produktivitas yang semakin baik dan intervensi di bibit diharapkan pendapatan petani akan meningkat,” jelas Presiden Jokowi.

Untuk mendukung produktivitas, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan bahwa kawasan Food Estate Temanggung telah menggunakan varietas unggul, salah satunya bawang merah Batu Ijo yang memiliki potensi hasil 16 ton per hektare, berukuran besar, dan umur panen 60-65 hari. Selain itu, Mentan SYL juga mendorong penerapan teknologi pertanian berbasis sistem pakar.

“Kita dorong Food Estate dengan teknologi pertanian modern menggunakan sistem kepakaran. Kehadiran teknologi ini diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan dalam negeri,” ucap Mentan SYL saat kunjungan langsung di Food Estate Temanggung.

Teknologi modern yang dikenalkan adalah irigasi otomatis berbasis Internet of Things (IoT) dengan menggunakan kecerdasan buatan yang dilengkapi dengan sensor kadar lengas tanah, CCTV, dan teknologi perangkap hama. 

Seluruh komponen pada alat ini dapat dikendalikan melalui telepon genggam dan telah terhubung dengan Agriculture War Room (AWR) Kementan, sehingga proses pengontrolan suhu, kelembapan, pertumbuhan tanah, dan serangan hama dapat dilakukan dari jarak jauh.

Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry mengungkapkan bahwa teknologi irigasi otomatis ini juga ramah lingkungan karena menggunakan energi surya dan pengairan presisi.

“Sentuhan teknologi Litbang membuat irigasi bisa jalan secara otomatis ketika tanah ini perlu air. Tidak hanya itu, teknologi ini juga ramah lingkungan karena hemat energi, hemat air, dan dapat hemat untuk penggunaan pupuk urea. Ketika kita hemat penggunaan pupuk urea tentunya emisi N2O yang dilepas ke udara pun juga akan bisa ditekan,” papar Fadjry.

Hendi, petani milenial di kawasan Food Estate Temanggung mengatakan bahwa sebelumnya petani masih menggunakan sistem irigasi secara konvensional. Kehadiran teknologi Balitbangtan membuat pekerjaan petani menjadi lebih efektif dan efisien.

“Kalau dari alat ini cukup mudah dipahami. Di sini ada sensor untuk kelembapan udara, kelembapan tanah atau lengas tanah, itu ada CCTV juga dan ada monitoring cuaca jadi sangat mudah untuk dicerna oleh petani-petani. Di sini juga ada kontrol untuk otomasisasi sprinkler untuk irigasi pada pertanaman,” ungkap Hendi.

Fadjry pun mengungkapkan bahwa riset dan pengembangan teknologi inovatif akan terus digencarkan.

Selain itu, di acara yang sama, Balitbangtan juga menampilkan alat mesin pertanian modern antara lain alat penggulud, penanam, dan pemanen kentang, alat penanam biji-bijian pneumatik, alat tanam ubi kayu, chiller room mobile, dan bengkel alsintan mobile.

Leave a Comment