Now Loading

Mahasiswa Sebagai Patriot Pangan

Mahasiswa Sebagai Patriot Pangan
Foto: Ade Mujhiyat, ASN di Kementerian Pertanian RI. (Dok. Kementan)

CitraMediatama.com Jakarta, - Oleh: Ade Mujhiyat

(ASN di Kementerian Pertanian RI)

Pertanian adalah jantung masa depan bangsa, yang perlu mendapat perhatian bersama, baik di tingkat pusat maupun daerah. Menurut The World Count, Dunia sedang menghadapi situasi yang mengerikan. Dunia diperkirakan akan kehabisan pangan hanya dalam kurun waktu 27 tahun, jika kita tidak mengubah sistem pertanian global. Pada tahun 2050, kebutuhan pangan diperkirakan akan berlipat ganda, karena populasi diperkirakan akan mencapai 9,7 miliar. 

Sebagai negara agraris, Indonesia perlu terus memacu pembangunan pertanian untuk meningkatkan produksi, kemandirian dan daya saing bangsa. Sehingga mampu mengamankan kebutuhan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani. 

Salah satu aspek yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pembangunan pertanian masa depan pertanian adalah keterlibatan para generasi muda sebagai Sumber Daya Manusia pertanian yang potensial. Termasuk di dalamnya para mahasiswa di Perguruan Tinggi. Mereka diharapkan menjadi patriot pangan, yang mampu menggerakkan sektor pertanian semakin maju, mandiri, modern dan gemilang.

Dalam acara Focus Group Discussion (FGD) di Universitas Negeri Padang (UNP) pada Sabtu, 18 Mei 2024, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) bersama Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) dan Universitas Negeri Padang (UNP) bekerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan inisiatif Patriot Pangan. Kegiatan ini dimaksudkan guna meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam menangani persoalan pertanian dan mewujudkan ketahanan pangan. Dibahas juga tentang strategi penyelesaian masalah sosial melalui tridharma perguruan tinggi, termasuk di dalamnya masalah pangan.

Krismadinata selaku Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia mendorong para mahasiswa di seluruh Indonesia untuk segera membentuk kelompok tani mahasiswa sebagai patriot pangan masa depan bangsa, sekaligus upaya bersama dalam meningkatkan produksi pertanian menuju swasembada dan lumbung pangan dunia. Para mahasiswa diharapkan mampu menjadi patriot dalam mendukung program ketahanan pangan yang digagas pemerintah. 

Krismadinata bahkan menegaskan dukungannya, bahwa selaku otoritas kampus, Majelis Rektor siap mengawal semua kegiatan mahasiswa dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional. Dukungan tersebut bahkan juga meliputi fasilitas riset dan penelitian jangka panjang, agar produksi dalam negeri meningkat secara berkelanjutan.

Menyambut wacana dibentuknya kelompok tani mahasiswa yang digagas Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) tersebut. Menteri Pertanian (Mentan) RI Andi Amran Sulaiman menegaskan, bahwa Mahasiswa adalah ujung tombak masa depan bangsa yang juga harus memiliki perhatian terhadap sektor pertanian. Membentuk kelompok tani mahasiswa merupakan gagasan sangat bagus yang patut didukung. 

Amran menjelaskan bahwa pemerintah saat ini telah memfasilitasi penggunaan teknologi canggih seperti drone, traktor, combine harvester dan juga mesin pencacah padi yang sudah terintegrasi dengan sistem pengeringan dalam pembangunan pertanian modern. Jika teknologi modern tersebut dijalankan, maka diharapkan banyak anak muda yang mau bertani. Karenanya, Mentan Amran menyambut baik inisiasi pembentukan kelompok tani mahasiswa. Ia merasa senang dan akan mendukung semua sarana dan prasarananya. 

Menurut Dirjen Diktiristek, Abdul Haris, upaya mewujudkan kegiatan mahasiswa sebagai patriot pangan ini selaras dengan komitmen perguruan tinggi untuk berpartisipasi dalam mewujudkan 17 agenda SDGs. Khususnya yang terkait dengan target nomor dua, yaitu Ketahanan Pangan dan Gizi yang Baik, dengan mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, memperbaiki nutrisi, dan mempromosikan pertanian berkelanjutan.

Abdul Haris menjelaskan bahwa salah satu ekspresi kebudayaan masyarakat Indonesia yang telah dianugerahi oleh Tuhan kekayaan alam berupa tanah yang subur, cuaca dan iklim yang nyaman dan kondusif, serta sumber daya air yang melimpah adalah terciptanya aktivitas pertanian sebagai mata pencaharian utama masyarakat sejak dulu hingga kini. Namun sayangnya, tidak ada regenerasi petani akibat kurangnya minat generasi muda untuk bekerja sebagai petani atau bekerja di sektor pertanian. Oleh karena itu, ia mengajak mahasiswa untuk memanfaatkan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dalam menangani persoalan pangan tersebut. Perguruan Tinggi yang di dalamnya berhimpun para kaum intelektual, inventor dan innovator, serta para mahasiswa sebagai generasi muda, sudah selayaknya turut serta dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. 

Semoga inisiasi dan cita-cita mahasiswa sebagai patriot pangan dapat berjalan sesuai harapan. Sehingga para Mahasiswa Indonesia semakin banyak yang tertarik dan terlibat dalam pembangunan sektor pertanian dan mampu mewujudkan ketahanan pangan serta menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Wallahu a’lam…

Leave a Comment