CitraMediatama.com. Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi, melakukan kunjungan kerja ke lahan seluas 376 hektar milik Pemda Kota Serang, Banten. Lahan tersebut dimanfaatkan untuk sektor pertanian.
Kunjungan kerja yang dilakukan Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi berdasarkan arahan dari Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman itu sebagai upaya untuk mempercepat masa tanam demi mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Saat berada di hamparan sawah di Desa Sawah Luhur, Kecamatan Semen, Kota Serdang, Dirjen Suwandi mendapat informasi bahwa petani menggunakan benih padi Inpari 32 dengan rata-rata produksi 7 ton per hektar GKP.
Tak hanya itu, Dirjen Suwandi juga menerima sejumlah aduan dan keluhan dari para petani. Salah satunya tentang dugaan adanya permainan tengkulak yang kerap membuat pihak petani merugi.
"Oh begitu? Oke oke," respon Dirjen Suwandi sambil mencatat keluhan tersebut.
Petani juga mengeluhkan persoalan irigasi air yang seringkali mengganggu aktivitas pertanian. Dia menyebut bahwa kondisi itu terjadi karena musim kemarau mulai melanda. Namun, dengan program pompanisasi yang telah dijalankan Kementan, Dirjen Suwandi meyakini persoalan tersebut bisa diminimalisir.
"Irigasi ada terus air ya, kalau kemarau kurang lah. Tapi masih bisa dipompa ya kalau kurang air," ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Dirjen Suwandi juga terus menggali keluhan petani di wilayah Kota Serang. Dia menanyakan masalah apa yang menghambat percepatan tanam di wilayah tersebut.
"Jadi setahun di sini berapa kali tanam? 2 ya? Kenapa enggak bisa tiga?" tanya Suwandi.
Sebagian petani beralasan tidak bisa menanam padi sampai tiga kali dalam satu tahun karena masalah air. Sedangkan sebagian lagi menyebut karena para petani tidak hanya fokus pada tanaman padi, namun juga tanaman-tanaman lainnya.
Petani di sana juga mengeluh karena sempat gagal panen. Dirjen Suwandi kemudian meminta para petani mencari tahu lebih dalam lagi tentang masalah apa yang menyebabkan gagal panen.
"Ini kemarin nggak bagus kenapa masalahnya? Dicari tahu itu, ada penyuluhnya juga kan ada petugasnya juga, selain (masalah) air juga tadi," kata dia.
Dirjen Suwandi menegaskan bahwa Kementan memiliki program unggulan yang bisa membantu para petani. Misalnya menerjunkan tenaga penyuluh pertanian yang bisa dimanfaatkan dengan maksimal oleh petani.
"Kami harap petani memanfaatkan kehadiran mereka (penyuluh pertanian) dengan cara mencari tahu masalahnya lebih dalam lagi," pungkasnya.
Ketua Kelompok Tani (Poktan), Asep menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Pertanian yang terus memberikan dukungan dan perahtian kepada para petani di desa ini. Ia bahkan mengungkapkan optimis akan menaikkan pola tanam dari IP200 menjadi IP400.
Dirjen Suwandi juga meninjau sebuah Rice Milling Unit (RMU) di Desa Koper, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten. Letak RMU ini masih dalam satu kawasan di lahan pertanian di desa ini yang menerapkan pola tanam IP200, dalam setahun 2 kali panen.
Ketika melihat petakan tanaman benih padi, Suwandi menemukan beberapa batang padi terserang penyakit blas. Petani di desa ini biasa menanggulangi penyakit blas dengan menyemprotkan fungisida.
“Saya menyarankan untuk membasmi penyakit blas yang menyerang tanaman padi menggunakan agency hayati yang ramah lingkungan,” saran Dirjen Suwandi.
Leave a Comment