CitraMediatama.com. Kuningan, 3 Juli 2024-Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Suwandi meninjau kawasan pertanian yang ditanami padi diselingi ubi jalar Desa Peusing, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024). Meskipun familiar menanam ubi jalar, namun petani di Kuningan tetap menanam padi.
Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan, Wahyu Hidayah mengunjungi hamparan lahan pertanian seluas 25 hektar di Desa Peusing, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Saat ini, di hamparan tersebut sedang ditanam ubi jalar, setelah panen akan ditanam padi.
Suwandi menyebutkan, baku sawah untuk tanaman padi berdasarkan data tahun 2019 seluas 26.017 hektar. Pada capaian produksi beras di tahun 2023, Kabupaten Kuningan berhasil memaksimalkan luas panen sawah 52.014 hektar dengan tingkat produktivitas padi mencapai 61,87 kuintal per hektar.
“Meskipun Kabupaten Kuningan merupakan sentra tanaman ubi jalar, namun petani di sini tetap menanam padi. Umur panen padi lebih pendek dibandingkan umur panen ubi jalar yang rata-rata 4 bulan. Namun, umur panen tersebut tergantung dari varietas ubi jalar yang ditanam,” kata Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi.
Suwandi mengapresiasi petani di desa ini yang terbiasa terbiasa menggunakan bahan-bahan organik untuk bercocok tanam, sehingga kesuburan tanah tetap terjaga.
“Produktivitas padi di des aini rata-rata 7 ton hingga 8 ton, dan produktivitas ubi jalar rata-rata 20 ton hingga 21 ton per hektar. Harga jual ubi jalar up and down, tapi rata-rata masih bagus. Faktor bagusnya harga jual ubi jalar karena pasarnya ada dua, yakni pasar di dalam negeri dan luar negeri. Permintaan ubi jalar dari luar negeri pun masih tinggi,” terangnya.
Karena permintaan pasar luar negeri terhadap ubi jalar tinggi, Suwandi menerima usulan dari penyuluh pertanian untuk bantuan pengadaan alat-alat mesin pertanian. Pasalnya, alat-alat mesin pertanian yang digunakan saat ini perlu di-upgrade. Umumnya mesin pertanian yang digunakan saat ini untuk kapasitas kecil.
Suwandi mengutarakan, kunjungannya ini sesuai petunjuk dan arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman untuk mengejar percepatan tanam padi setelah petani menamam ubi jalar di Kabupaten Kuningan.
“Kami juga mengecek sistem pompanisasi yang digunakan di desa ini, serta mensosialisasikan teknik usaha tani secara efisien dan ramah lingkungan, di mana bahan-bahan yang digunakan untuk pertanian bisa di-recycling untuk selanjutnya bisa digunakan kembali untuk bercocok tanam,” imbuhnya.
Disampaikan, petani di desa ini sudah menerapkan recycling sampah dalam bertani, sehingga ramah terhadap lingkungan, dan bisa direplikasi oleh petani di daerah lain.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan, Wahyu Hidayah, menyampaikan, petani di Kabupaten Kuningan selain concern menanam padi juga menamam komoditas tanaman pangan unggulan lainnya, salah satunya ubi jalar. Termasuk menanam komoditas hortikultura.
“Masyarakat Kuningan memang sudah turun temurun budidaya ubi jalar. Sentra tanaman ubi jalar ada di Desa Cilimus, Cigandamekar, dan sebagian di Pancalang. Umumnya sentra ubi jalar di Kuningan utara. Ubi jalar dari Kuningan sudah diekspor ke Jepang, Taiwan, dan Italia,” tutur Wahyu.
Sementara Penyuluh Pertanian, Ety mengatakan, ubi jalar di Kuningan bisa dijadikan bahan baku berbagai produk olahan, di antaranya saripati dan tepung kanji.
Ety menjelaskan, tepung kanji bisa dijadikan bahan baku kue kue kremes. Tepung kanji untuk bahan baku kue kremes itu sebelumnya diparut atau diris-iris kecil, kemudian direndam di air. Air rendaman tepung kanji yang diiris-iris untuk kue kremes ini akan mengelurkan sari pati.
“Sari pati ini nantinya akan digunakan untuk bahan baku pembuatan bihun,” terangnya.
Ia menyampaikan, bihun produk dari Kabupayen Kuningan sudah diekspor ke Taiwan dengan harga Rp 80.000 per kilogram. Masyarakat Taiwan menyebut bihun dengan nama damyong yang dikonsumsi sebagai makanan pengganti nasi.
Leave a Comment