Now Loading

Agroindustri Hortikultura dan Dukungan Petani Milenial Eptilu di Garut

Agroindustri Hortikultura dan Dukungan Petani Milenial Eptilu di Garut
Ade Mujhiyat, Bekerja sebagai ASN di Sekretariat Jenderal Kementerian Pertnian RI. (Foto: Dok. Ade M)

CitraMediatama.com Garut, - Oleh: Ade Mujhiyat

(Bekerja sebagai ASN di Sekretariat Jenderal Kementerian Pertnian RI)

Hortikultura merupakan salah satu sub sektor pertanian yang sangat potensial untuk meningkatkan kesejahteraan petani, ekonomi daerah, ekonomi nasional serta meningkatkan devisa negara. Pengembangan Agroindustri Hortikultura menjadi salah satu pilihan program strategis untuk meningkatkan produksi, kualitas, dan kontinuitas produk hortikultura. 

Program tersebut dapat dilakukan dengan cara pengembangan kawasan sentra produksi komoditas unggulan daerah yang diarahkan untuk peningkatan produktivitas, nilai tambah dan daya saing. Juga dapat diarahkan untuk ekspor dan substitusi impor melalui kerjasama kemitraan antara petani dan pelaku usaha. Dengan lebih menekankan pada industri menengah dan kecil. 

Kabupaten Garut sebagai salah satu daerah pertanian di Jawa Barat memiliki potensi cukup besar untuk pengembangan agroindustri hortikultura, khususnya untuk sayuran, tanaman obat, aneka cabai, kentang, dan bawang merah. Namun demikian, sampai saat ini baru sebagian kecil yang sudah dimanfaatkan pengembangannya dalam usaha agroindustri. 

Guna mendukung pengembangan kawasan hortikultura dan dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi di wilayah sentra hortikultura Garut, Kementerian Pertanian terus menggulirkan berbagai program yang dapat menopang kesuksesan pengembangan program tersebut. Salah satu bentuk dukungan dari Kementerian Pertanian adalah melalui penyelenggaraan Bimbingan Teknis (Bimtek) Cabai. Dengan tujuan terutama dalam rangka meningkatkan kapasitas pengetahuan petani dan petugas sebagai ujung tombak pelaksana di tingkat lapang. 

Cabai menjadi salah satu komoditas yang diminati oleh petani Garut untuk dikembangkan di Kawasan Agroindustri Hortikultura. Bimtek Cabai merupakan bentuk dukungan dari Kementerian Pertanian dalam rangka meningkatkan kompetensi petani dan petugas di lapangan. Sehingga para petani dan petugas lapangan diharapkan dapat menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dan memiliki wawasan luas.

Melalui Bimtek cabai tersebut, para petani cabai di Kabupaten Garut diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan mereka mengenai budidaya cabai. Para petani cabai diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahamannya terkait budidaya tanaman cabai dari hulu sampai hilir, sehingga dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.

Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beni Yoga Gunasantika, luas tanam cabai di Kabupaten Garut sangat tinggi, namun belum diatur pola tanamnya, sehingga pasokannya masih terganggu. Dari 42 kecamatan di Kabupaten Garut, terdapat 15 kecamatan yang menjadi sentra produksi cabai, diantaranya yang terbesar adalah Kecamatan Pasirwangi, Cisurupan, Cikajang, Samarang, Caringin, Cigedug, Cilawu dan Banyuresmi. 

Pada tahun sebelumnya, realisasi luas tanam cabai mencapai 10.155 Ha yang terdiri dari luas tanam cabai rawit 3.157 Ha, cabai besar 3.739 Ha dan cabai keriting 3.259 Ha dengan tingkat produktivitas 13,5 – 15 ton/ha. Dari berbagai sentra tersebut, pemasaran cabai yang berasal dari Kabupaten Garut telah dapat diserap tidak hanya pasar lokal tetapi juga ke berbagai wilayah lain seperti Bandung, Tanah Tinggi (Tangerang), Kramat Jati (Jakarta) dan Cibitung (Bekasi).

Dukungan Petani Milenial Eptilu

Kesuksesan dalam pengembangan Kawasan Agroindustri Hortikultura Garut tak lepas dari dukungan para petani milenial di daerah tersebut. Peran dan partisipasi petani milenial dalam pembangunan pertanian sangat penting dalam menghadapi tantangan global ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan. 

Peran penting petani milenial dalam memajukan sektor pertanian dapat dilakukan melalui modernisasi pertanian masa depan. Melalui pemanfaatan teknologi digital, petani milenial akan menggerakkan kewirausahaan bidang agrikultur yang menjadikan wajah pertanian menjadi lebih segar dan atraktif agar berkelanjutan. Karena petani milenial memiliki karakteristik adaptif terhadap perkembangan teknologi dan inovatif. Banyak hal-hal baru yang berhasil mereka aplikasikan, memecahkan kebuntuan dalam pengembangan usaha tani dan yang paling utama adalah menciptakan pasar baru yang potensial.

Para Petani milenial di Gaut menyambut baik program pengembangan Kawasan Agroindustri Hortikultura Garut yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian Kabupaten Garut. Petani milenial pun mendukung penuh program pengembangan kawasan agribisnis hortikultura ini. Mereka juga memohon arahan dan bimbingan agar para petani milenial di lapangan bisa bekerja dan membantu serta merealisasikan apa yang telah dirancang dan dirintis pemerintah. 

Eptilu adalah salah satu kelompok petani milenial yang mendukung pengembangan Kawasan Agroindustri Hortikultura Garut. Eptilu merupakan kelompok petani milenial yang merangkul potensi-potensi produktif anak muda daerah untuk sama-sama menjalankan usaha yang mengembangkan pertanian hortikultura dengan mendirikan agrowisata dan kebun edukasi. Dalam konsepnya, Eptilu menerapkan sistem closed loop, dimana semua pihak terlibat langsung mendampingi petani mulai dari proses produksi. 

Pada awalnya, Eptilu mengembangkan bisnis produksi cabai, jeruk dan komoditi hortikultura. Selanjutnya, Eptilu pun merambah ke hilirisasi pengolahan cabai dan agrowisata yang memanfaatkan potensi pariwisata daerah. Eptilu kemudian memulai koperasi sejak 2020 dengan luas lahan sebesar 5 hektar dan hingga kini lahan yang dikelola sudah mencapai seluas 75 hektar. Koperasi Produsen Eptilu bergerak dibidang perkebunan hortikultura dengan komoditas utamanya yaitu jeruk, lemon, cabai, tomat, kubis, dan buncis. Anggota yang tergabung kedalam koperasi Eptilu saat ini sebanyak 27 orang.

Koperasi Eptilu saat ini sudah bermitra dengan 125 orang petani binaan yang ada di wilayah Garut dan sekitarnya. Koperasi Eptilu juga melakukan berbagai inovasi. Salah satunya digital farming, yang memudahkan petani dalam berkebun. Disamping itu, Koperasi Eptilu pun mengolah produk pertaniannya secara langsung, salah satunya adalah cabai. Dari bahan baku cabai, koperasi bisa mendapatkan berbagai produk olahan turunannya, antara lain abon cabai, bubuk cabai, saus, pasta dan berbagai macam lainnya.

Untuk pemasaran produknya, koperasi Eptilu memiliki target ke startup, horeka (hotel, restoran, kafe), reseller dan pasar lokal. Saat ini, koperasi Eptilu telah melakukan kerjasama dengan Bank Indonesia dalam program pendistribusian komoditas hortikulturanya ke berbagai provinsi. Koperasi Eptilu juga mengelola agrowisata untuk menunjang bisnisnya.

Semoga pengembangan kawasan Agroindustri Hortikultura Garut semakin maju dan membanggakan. Dengan dukungan dan partisipasi aktif dari para petani milenial, yang tergabung dalam kelompok tani Eptilu. Sehingga pertanian hortikultura semakin maju, mandiri, modern, cemerlang dan gemilang di masa depan. Insya Allah

Leave a Comment