CitraMediatama.com Oleh : ENTANG SASTRAATMADJA
Tahun 1964 dalam buku "Diffusion of Innovasion", Everett M Rogers menulis tentang Proses Difusi Inovasi. Pemikiran Sosiolog ini cukup cemerlang, sehingga banyak pihak yang merujuk nya sebagai bahan bacaan. Difusi Inovasi sendiri dapat dimaknai sebagai teori tentang bagaimana sebuah ide dan teknologi baru tersebar dalam sebuah kehidupan masyarakat.
Ide atau gagasan dan teknologi baru sering juga disebut sebagai inovasi. Untuk itu agar gagasan ini dapat disampaikan kepada masyarakat, kita sebetul nya dapat menggunakan proses adopsi yang memiliki ukuran dari setiap tahap yang dilalui nya. Proses Adopsi Inovasi menjadi salah satu ukuran penting dalam menilai sampai sejauh mana inovasi yang dihasilkan dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat.
Proses adopsi inovasi, umum nya akan melalui 5 tahapan. Mulai dari tahap kesadaran, lalu minat, kemudian penilaian, percobaan dan akhir nya menerima apa-apa yang disampaikan nya itu. Teori Rogers ini, walau pun sudah berusia hampir 60 tahun, namun masih saja dijadikan rujukan dalam setiap pembahasan terkait dengan upaya memasyarakatkan ide-ide baru.
Dalam kaitan nya dengan penggunaan benih padi hibrida, teori Adopsi Inovasi, kelihatan nya dapat digunakan sebagai pisau analisa untuk mengukur nya. Walau pun kebijakan penggunaan padi hibrida sudah puluhan tahun lalu, namun pemahaman para petani terhadap benih padi hibrida ini relatif terbatas. Para petani kita lebih kenal dengan benih padi inhibrida.
Itu sebab nya menjadi sangat tepat jika kita mulai sekarang mengkampanyekan ulang apa itu yang disebut dengan benih padi hibrida itu sendiri. Apa yang menjadi kelebihan nya dan apa yang menjadi kelemahan nya. Lalu bagaimana dengan kehadiran padi hibrida dalam mewujudkan ketersediaan beras yang kokoh, guna mewujudkan ketahanan pangan yang kuat.
Dari berbagai pengalaman, padi hibrida ini memiliki keunggulan utama yaitu produktivitasnya. Dengan tingkat produksi yang lebih tinggi diharapkan pemanfaatan padi hibrida dapat lebih dioptimalkan sampai ke petani, sehingga kedepan, dapat berkontribusi pada peningkatan produksi padi nasional.
Hanya saja, kita juga perlu mengenali apa yang menjadi kelemahan padi hibrida. Beberapa kelemahan yang ada antara lain pertama harga benih yang mahal; kedua, petani harus membeli benih baru setiap tanam, karena benih hasil panen sebelumnya tidak dapat dipakai untuk pertanaman berikutnya; dan ketiga tidak setiap galur atau varietas dapat dijadikan sebagai tetua padi hibrid.
Pendampingan petani dalam penggunaan benih padi hibrida, pada dasar nya tetap berpijak kepada spirit pembelajaran, pemberdayaan dan pemartabatan. Inilah sebetul nya esensi utama dari program Penyuluhan Pertanian. Dengan terbit nya Peraturan Presiden 35 Tahun 2022 per 4 Maret 2022 tentang Penguatan Fungsi Penyuluhan Pertanian, maka pendampingan terhadap petani menjadi semakin dibutuhkan.
Pembelajaran sendiri merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Sedangkan pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasikan, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering).
Di sisi lain martabat adalah nilai didapat dari sifat jujur, berkata benar, bisa dipercaya, cerdas atau pandai dan menyampaikan. Martabat adalah hak seseorang untuk mendapatkan dan dihargai dan dihormati dan diperlakukan secara etis. Dengan demikian, pemartabatan adalah proses, cara, perbuatan memartabatkan manusia. Pemartabatan berasal dari kata dasar martabat.
Hal-hal yang diutarakan diatas, khusus nya yang berkaitan dengan pendampingan petani, pada inti nya diarahkan untuk melindungi para petani. Ini patut dicatat, karena dari berbagai literatur yang ada, dapat disimpulkan pendampingan petani sendiri berupaya untuk pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi kaum tani berkembang. Dasar pemikirannya adalah pengenalan bahwa setiap manusia dan setiap masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan.
Kedua, memperkuat potensi yang dimiliki oleh petani. Untuk itu, upaya yang sangat pokok adalah peningkatan taraf pendidikan, kualitas kehidupan serta terbukanya kesempatan untuk memanfaatkan peluang-peluang ekonomi. Arti nya, menjadi sangat keliru, bila kita menyia-nyiakan potensi yang ada.
Dan ketiga, pendampingan petani, juga berarti melindungi petani dan mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang serta mencegah eksploitasi golongan ekonomi yang kuat terhadap yang lemah. Sergapan struktural menjadi musuh utama yang wajib hukum nya untuk dilawan.
Kini akar masalah nya sudah mulai tergambarkan. Adopsi inovasi dan pendampingan petani dalam penggunaan benih padi hibrida merupakan kebijakan yang saling terkait antara satu dengan lain nya. Disini, kehadiran Penyuluh Pertanian menjadi sangat penting, baik itu Penyuluh PNS, Penyuluh Swasta atau pun Penyuluh Swadaya. Para Penyuluh inilah yang diharapkan mampu merubah mind-set para petani terhadap kekuatan padi hibrida di masa kini dan mendatang.
Tinggal sekarang, bagaimana Pemerintah beserta para pihak terkait, mampu menyiapkan benih padi hibrida yang semakin berkualitas. Berbagai kelemahan yang ada seperti yang digambarkan diatas, sebaik nya segera ditangani. Kelebihan padi hibrida perlu untuk terus dikampanyekan. Semua ini segera digarap dan jangan ditunda-tunda lagi. (PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).
Leave a Comment